RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN PEDESAAN
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR
BELAKANG
Sandang, pangan, papan adalah
persoalan dasar kebutuhan manusia yang harus terpenuhi. Berangkat dari kondisi
riil yang ada bahwa pola pembangunan yang sifatnya sektoral ternyata belum
mampu mengatasi persoalan kemiskinan yang ada. Maka terkait dengan Program
Pengembangan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas sangatlah penting dalam
meningkatkan taraf hidup masyarakat dari segi social maupun segi ekonomi yang
diantaranya meliputi :
•
Terwujudnya
masyarakat yang hidup secara harmonis dalam lingkungan yang aman, tertib, sehat, bersih, dan produktif
dengan menjunjung nilai-nilai budaya lokal adalah cita-cita tentang peradaban
masyarakat perkotaan ke depan.
•
Pengembangan komunitas menuju tatanan masyarakat
Madani merupakan upaya untuk membantu penghuninya bertanggung jawab
membangun hubungan-hubungan dengan komunitas yang lebih luas dan bahkan
lingkungan permukiman mereka yang harmonis.
•
Pengembangan komunitasnya diawali dengan memperkokoh
perilaku masyarakat yang berbasis nilai-nilai universal (kebersamaan,
kekeluargaan, kerelawanan, kejujuran,
dll) serta nilai-nilai kearifan lokal
sebagai modal sosial yang memperkuat tatanan komunitas dengan saling mempererat
sesama anggota masyarakat, sehingga terwujud budaya warga yang tertib, bersih, sehat dan produktif.
•
Di dalam perilaku masyarakat ini, masyarakat telah
mampu menciptakan pengaturan ketertiban dan keamanan lingkungan serta
pengaturan kebersihan dan kesehatan lingkungan.
•
Selanjutnya upaya pengembangan komunitas juga dilakukan
dengan terus memperkokoh model kepemimpinan kolektif berbasis nilai (BKM) yang
mampu mendorong UP-UP untuk terus mengembangkan kapasitasnya sehingga mampu
menjadi pusat pelayanan masyarakat (community service center) di bidang
ekonomi, lingkungan dan sosial.
•
Diharapkan dengan menjadi pusat pelayanan masyarakat
tersebut dapat mencapai suatu kondisi tatanan kehidupan masyarakat yang mampu
untuk mengelola dan menyelenggarakan pembangunan sosial-ekonomi masyarakatnya
serta mampu mengelola pembangunan lingkungan permukiman mereka secara mandiri,
termasuk mampu mengakses berbagai sumberdaya yang mungkin didapat sehingga
dinamika pembangunan di masyarakat dapat terus berlangsung. (community
management).
•
Dalam lingkungan permukiman dengan tatanan masyarakat
seperti ini (community management), akan membuka peluang tumbuh suburnya
daya inovasi dan kreativitas masyarakat untuk mendayagunakan sumber daya yang
dimilikinya menuju kehidupan yang harmonis, baik kehidupan sosial, pertumbuhan
ekonomi maupun lingkungan permukiman yang sehat, produktif, berjati diri dan
berkelanjutan. (Entrepreneurship).
Perjalanan PNPM yang ada di Dukuhjati
Kidul mulai dari tahun 2007 s/d 2011 sudah merealisasikan beberapa program yang
menjadi skala prioritas penanggulangan kemiskinan. Dari 17 program kegiatan
yang tertuang dalam PJM Pronangkis dengan nilai total biaya Rp.1.523.500.000,-
sudah teralisasi dengan dana BLM baik dari APBN maupun APBD sejumlah
Rp.400.000.000,-. Jumlah KSM terbentuk di desa Dukuhjati Kidul sampai tahun
2010 (tahun terakhir) secara keseluruhan sebanyak 30 KSM dengan rincian 28 KSM
di BLM Putaran I dan 3 KSM di BLM Putaran II. Dana BLM
Putaran I yang dialokasikan dan telah didistribusikan di Desa ini sejumlah
Rp.300.000.000,- sedangkan untuk BLM Putaran II sebesar Rp.200.000.000,- namun
baru dilaksanakan Tahap I 30% Porsi APBN sebesar Rp.60.000.000,- dan Tahap II
20% Porsi APBD sebesar Rp.40.000.000,-. Kegiatan yang dilaksanakan oleh panitia
dan KSM yaitu Pembangunan Prasarana Lingkungan, Kegiatan Sosial (Pendidikan,
Kesehatan) dan Pengembangan Ekonomi produktif.
Secara kualitatif ada perubahan pola
pikir kearah transformasi social masyarakat. Dari yang belum tahu menjadi paham
tentang akar penyebab persoalan kemiskinan, untuk mengenali persoalan dan
potensi, sekarang masyarakat sudah belajar untuk menemukenali
persoalan-persoalan serta potensi yang ada serta merumuskan strategi penanganan
masalah. Lebih lanjut, masyarakat belajar untuk menentukan jenis kebutuhan apa
serta kebutuhan dana dalam menyelesaikan persoalan yang tertuang dalam PJM
Pronangkis. Secara fisik ada perubahan pola hidup sehat. Dari rumah yang tidak
layak huni, sebagian masyarakat dapat mengakses mendapatkan pelayanan rehab
rumah tidak layak huni, pembangunan MCK Perumahan. Selain itu juga, masyarakat
belajar bekerja bersama dalam mengatasi persoalan. Hal ini menunjukkan adanya
tingkat kepedulian dan kemandirian warga. Sebagai misal masyarakat selama ini
dimanjakan dari program yang sifatnya instan, carity, dan sebagainya dan tidak
mau berswadaya. Tetapi semenjak adanya PNPM masuk ke Dukuhjati Kidul,
masyarakat sanggup berswadaya baik dalam bentuk tenaga, material maupun biaya.
II. PERMASALAHAN
Struktur sosial yang terbangun di
Dukuh Jati Kidul adalah masyarakat agraris dimana sebagian besar kehidupan
ekonomi masyarakat ditopang dari sektor pertanian. Dari data monografi yang ada
bahwa jumlah masyarakat yang hidup sebagai petani dan buruh tani kecil sejumlah
1.609 jiwa atau sekitar 37% dari jumlah total penduduk Dukuh Jati Kidul.
Kemudian sebagian besar masyarakat yang lain bekerja di sektor non pertanian
yaitu bekerja sebagai peternak sapi, kambing, kuda, ayam, ikan, dll.
Kondisi social ekonomi masyarakat yang
dominan bisa dilihat dalam grafik dibawah ini:
Masyarakat yang bekerja sebagai
peternak umumnya berada di wilayah bantaran sungai tepatnya di RW.II & III.
Namun di wilayah RW yang lainpun sebagian juga banyak masyarakat yang bekerja
sebagai peternak.
Kemudian jika dilihat dari grafik
tersbut diatas, sebenarnya ada korelasi antara struktur social masyarakat dominan
yang ada di Dukuhjati Kidul berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan
masyarakat. Maka dalam hal ini secara spesifik lebih dipertajam pembahasannya
dalam dua sector yaitu sector pertanian dan peternakan.
Secara umum gambaran persoalan yang
ada di Dukuhjati Kidul terkait di sector pertanian dan peternakan bisa dilihat
dalam table berikut ini:
Tabel. Persoalan di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
|
PERSOALAN
|
SEKTOR PERTANIAN
|
SEKTOR PETERNAKAN
|
1
|
Pola kepemilikan Lahan / Alat Produksi
|
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan lahan sawah
dan alat-alat produksi pertanian.
|
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan modal usaha.
|
2
|
Strategi Mengatasi Persoalan
|
-
Sewa
lahan & alat-alat produksi
-
Menerapkan
system Bagi Hasil
-
Menjadi
Buruh Tani
-
Bekerja
diluar sector pertanian salah satunya adalah beternak
|
-
Menerapkan
system Bagi Hasil
-
Menjadi
Buruh di peternakan
|
3
|
Tingkat Pendapatan
|
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup
jika mengandalkan dari sector pertanian.
|
|
4
|
Aksesibilitas Layanan Kesehatan
|
Belum bisa mengakses layanan
kesehatan yang cukup memadai
|
Belum bisa mengakses layanan
kesehatan yang cukup memadai
|
5
|
Aksesibilitas Layanan Pendidikan
|
Belum bisa mengakses layanan
pendidikan yang layak
|
Belum bisa mengakses layanan
pendidikan yang layak
|
6
|
Kondisi Pemukiman
|
Sebagian besar masyarakat tinggal di
pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
|
Sebagian besar masyarakat tinggal di
pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
|
7
|
Pola kepemilikan Lahan Pemukiman
|
Sebagian menyewa lahan pengairan di
sepanjang bantaran sungai
|
Sebagian menyewa lahan pengairan di
sepanjang bantaran sungai
|
Potensi
:
Ada beberapa potensi yang bisa
dikembangkan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Beberapa potensi
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
Tabel. Potensi di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
|
POTENSI
|
|
SEKTOR PERTANIAN
|
SEKTOR PETERNAKAN
|
|
1
|
Ada 47 jiwa warga masyarakat yang
bekerja menjadi petani
|
Ada 1.677 jiwa warga masyarakat yang
bekerja di sector lain selain pertanian yang sebagian besar bekerja di sector
peternakan (ternak kambing, sapi, kuda, ayam, ikan, dll.).
|
2
|
Ada 1.563 jiwa warga masyarakat yang
bekerja sebagai buruh tani kecil
|
Ada pemukiman penduduk yang jadi
sentra peternakan yaitu di RW.II & III.
|
3
|
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup jika
mengandalkan dari sector pertanian.
|
Sudah ada kelompok-kelompok peternak
salah satunya adalah Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APTESI).
|
4
|
Lahan pertanian yang sangat produktif
yang bisa dijadikan sebagai suplai pakan ternak sehingga bisa berpotensi
untuk dikembangkan lahan pertanian organic.
|
|
5
|
Lahan pengairan yang belum berfungsi
secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar dapat berfungsi secara
optimal
|
Keterlibatan masyarakat Dukuhjati
Kidul dalam pengambilan keputusan ikut serta dilibatkan. Hal ini tercermin
dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh BKM seperti RWT, Pemilu ulang
BKM, Pelatihan-pelatihan, dll.
Pola kelembagaan
yang terbangun di Dukuhjati Kidul dimana hubungan kelembagaan antara BKM dengan
Pemerintah Desa serta lembaga lain yang ada di tingkat desa seperti LKMD, BPD,
Posyandu, dll pada dasarnya sangat baik. Salah satu indikatornya adalah
pelibatan Pemerintah Desa serta lembaga lain dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh BKM. Indikator lain adalah pada saat PJM Pronangkis
dijadikan rujukan dalam penyusunan RPJMdes sehingga secara otomatis Program
Penanggulangan Kemiskinan terintegrasi dalam perencanaan desa.
III. TUJUAN
DAN SASARAN
Secara umum, pengembangan lingkungan
permukiman berbasis komunitas bertujuan untuk mewujudkan tatanan kehidupan
masyarakat yang harmonis dengan lingkungan hunian yang sehat, tertib, selaras,
berjatidiri dan lestari. Sedangkan tujuan khususnya adalah mewujudkan :
a. Kesadaran masyarakat akan
arti pentingnya tinggal dalam sebuah lingkungan hunian/permukiman yang tertata selaras dengan lingkup pengembangan
wilayah yang lebih luas serta tanggap terhadap bencana,
b. Masyarakat yang berbudaya sehat, bersih, dan tertib dalam menjalankan
aktifitas kehidupan sehari-hari, termasuk dalam proses pembangunan lingkungan secara keseluruhan,
c. Masyarakat kreatif dan inovatif dalam melakukan proses perencanaan, pengelolaan, serta evaluasi pelaksanaan
kegiatan pembangunan lingkungan permukiman,
d.
Tata kelembagaan kelurahan yang transparan, efektif, dan efisien
dalam setiap kebijakannya
menganut prinsip tata kelola pembangunan dan pemerintahan
setempat yang baik
(good local governance).
Kelompok sasaran dalam pengembangan
lingkungan permukiman berbasis komunitas ini meliputi (a) masyarakat kelurahan
khususnya masyarakat miskin dengan BKM yang memenuhi kriteria berdaya menuju
mandiri; (b) perangkat pemerintahan dari tingkat kota, kecamatan
hingga kelurahan, khususnya yang terkait dengan penataan ruang, pembangunan
permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, pertanahan serta mitigasi bencana
bersama masyarakat; (c) pihak
terkait (pemangku kepentingan) di luar kelompok masyarakat kelurahan sasaran
dan perangkat pemerintahan seperti: perbankan, pengusaha, Ormas, LSM, Perguruan
Tinggi, asosiasi profesi, dan usaha sejenis lainnya.
IV. RUANG
LINGKUP
Ruang lingkup pengembangan lingkungan
permukiman berbasis komunitas ini meliputi ruang lingkup wilayah yang mencakup
wilayah kelurahan (makro) dan kawasan prioritas pengembangan (mikro). Namun
dalam ruang lingkup kajiannya tidak hanya menghasilkan (a) Perencanaan Makro
(pengembangan lingkungan permukiman kelurahan); dan (b) Perencanaan Mikro
(Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan kawasan prioritas); namun juga
dilakukannya (c) Pemasaran Sosial RTBL berbasis komunitas; dan (d) Pelaksanaan
Pembangungan Mandiri oleh Masyarakat.
Ruang lingkup materi yang dibahas
dalam ND Kelurahan Yosorejo dan kawasan prioritas meliputi beberapa aspek
kajian dan perencanaan seperti :
-
Aspek
ekonomi wilayah
-
Aspek
transportasi dan sirkulasi kawasan
-
Aspek
pariwisata
-
Aspek
fisik lokasi
-
Aspek
konservasi dan ruang terbuka hijau
-
Aspek
kelembagaan
-
Aspek
infrastruktur yang meliputi jaringan jalan, air bersih, drainase, pematusan,
sanitasi lingkungan, dan persampahan
-
Aspek
pemerintahan
-
Aspek
pemasaran sosial
V. KERANGKA
DAN ALUR PIKIR PENGEMBANGAN KAWASAN PEDESAAN
VI. KELUARAN
Hasil akhir atau keluaran dari
rencana pengembangan lingkungan permukiman berbasis komunitas di Kelurahan
Dukuhjatikidul ini nantinya berupa :
a.
Rencana Pengembangan Permukiman (RPP) kelurahan
dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) kawasan
prioritas yang disusun secara partisipatif oleh masyarakat bersama
pemerintah,
b.
Aturan tertulis tentang pembangunan/pengelolaan permukiman dan
tanggap bencana yang disepakati masyarakat bersama pemerintah sebagai komitmen
bersama,
c.
Unit pengelola pembangunan SEL (Sosial, Ekonomi dan Lingkungan)
yang handal dan mampu berperan sebagai pusat pelayanan masyarakat (community services) dalam memenuhi
kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat di wilayahnya,
d.
Lingkungan permukiman yang sehat, tertib, selaras, berjati diri
dan lestari yang dilakukan oleh masyarakat dengan bimbingan pemerintah dan
dukungan berbagai pihak dengan berbagai sumberdaya.
BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
I. KARAKTERISTIK
WILAYAH
a. Kondisi Georafis
Secara geografis desa Dukuh Jati Kidul berada 10m
diatas permukaan air laut. Luas wilayah Desa Dukuh Jati Kidul ± 184.27 Ha, dengan ketinggian ±10 m diatas permukaan laut. Luas wilayah
yang di gunakan untuk pemukiman seluas ± 20,580 Ha dan untuk persawahan seluas
± 35,500 Ha. Desa Dukuh Jati Kidul memiliki posisi yang berada di jalur jalan antara
Depok dan Dermasuci. Adapun posisi serta batas wilayah
desa bias dilihat pada gambar dibawah ini.
b.
Kondisi
Demografi
Desa
|
:
|
Dukuhjati Kidul
|
|
Jumlah
RW
|
:
|
4
|
|
Jumlah
RT
|
:
|
17
|
|
Jumlah
Dusun
|
:
|
-
|
|
Jumlah
Penduduk
|
KK
|
:
|
916
|
Jiwa
Pria
|
:
|
2.127
|
|
Jiwa
Wanita
|
:
|
2.184
|
|
Total
Jiwa
|
:
|
4.311
|
|
Pend.
Dewasa
|
:
|
2.675
|
|
KK
Miskin
|
:
|
592
|
|
Jiwa
Miskin
|
:
|
2.365
|
|
Pagu
Dana
|
:
|
300.000.000
|
|
KK Miskin Yang Terpetakan (Hasil PS) :
|
|||
592
|
Sesuai dengan data monografi di
bulan oktober 2011, jumlah Penduduk Desa
4.311 orang
yang terdiri 2.127 pria dan 2.84 wanita. Jumlah
kepala keluarga 916 KK.
Pekerjaan dan mata pencaharian utama penduduk adalah Petani, Buruh Tani. Jumlah KK
miskin di Desa ini sebanyak 592 KK. Secara
rinci data jumlah penduduk berdasarkan kelompok umum disajikan pada grafik
dibawah ini.
II. KONDISI
SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT
Tingkat pendidikan merupkan salah satu
factor penunjang kemajuan masyarakat. Rendahnya kesadaran masyarakat Dukuh Jati
Kidul akan pentingnya pendidikan sangat berpengaruh terhadap tingkat
pendidikan. Adapun factor lain yang turut memicu rendahnya tingkat pendidikan
masyarakat Desa Dukuh Jati Kidul yaitu :
Alasan ekonomi. Kurang biaya, Anak diminta /ikut bekerja dengan orang tua,
tidak tahu tentang lembaga pendidikan gratis, pemahaman yang salah tentang
banyak sarjana yang masih menganggur dan paradigma masyarakat akan relevansi pendidikan
dengan dunia kerja. Pada
tabel berikut ini disajikan daftar lembaga pendidikan yang ada di Desa Dukuh
Jati Kidul.
Keadaan
Sarana sosial budaya di Desa Dukuh Jati Kidul dapatlah dikatakan cukup baik.
Hal ini dibuktikan dengan meratanya sarana pendidikan dari TK / TPQ sampai
dengan pendidikan dasar, ditunjang pula terdapatnya 2 buah masjid 7 mushola. Pendidikan penduduk
di suatu desa dapat menggambarkan
kualitas sumber daya manusia
masyarakat. Semakin tinggi
pendidikan penduduk dapat menggambarkan tingkat inovasi dan daya tanggap
masyarakat terhadap program-program
pembangunan yang sedang dilaksanakan. Sebagian besar penduduk Desa Dukuh
Jati Kidul perpendidikan rendah hanya tamat SD, yaitu sebanyak 825 orang
(29,3%). Tamat Akademi / Perguruan Tinggi sebanyak 206 orang (7,4%). Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya manusia
yang ada relatif kurang. Sehingga Pemerintah daerah perlu memperhatikan dalam
perencanaan pembangunan di sektor pendidikan masyarakatnya untuk meningkatkan
kualitas SDM. Secara rinci data mengenai penduduk menurut pendidikan disajikan
pada diagram dibawah ini.
III. KONDISI
SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
Usaha
perekonomian masyarakat Dukuh Jati Kidul
di dominasi bidang perdagangan (35 buah), dan sebagian kecil dibidang industri.
Secara rinci data jenis usaha dan sarana perekonomian disajikan pada tabel
berikut ini.
Tabel. Sarana Perekonomian
No
|
Sarana
|
Jumlah
|
1
2
3
4
5
6
|
Pasar
Toko/ kios/ warung
BUUD/KUD
Koperasi Simpan Pinjam
Badan Kredit Desa
Lumbung
desa
|
-
40
-
-
1
-
|
Sumber data : Monografi Desa Dukuh Jati
Kidul 2010
Gambaran tentang
mata pencaharian penduduk dapat dipergunakan untuk mengetahui tentang tingkat
pengangguran dan kesejahteraan mayarakat
secara umum. Mata pencarian utama penduduk desa Dukuh Jati Kidul adalah sebagai
petani dan buruh tani, secara rinci data jumlah penduduk berdasarkan jenis mata
pencahariannya disajikan dalam tabel di
bawah ini.
IV. KONDISI
FISIK LINGKUNGAN
Dukuh Jati Kidul
merupakan salah satu desa wilayah kecamatan Pangkah yang terletak paling barat
dan berbatasan langsung dengan wilayah kecamatan Sragi, karena letaknya cukup
terpencil maka pembangunan infrastruktur di wilayah ini agak tertinggal dari
desa - desa lainya. Secara rinci daftar sarana dan prasarana yang ada di Desa
Dukuh Jati Kidul disajikan pada tabel berikut ini.
Sementara itu di
bidang sarana perumahan, Desa Dukuh Jati Kidul masih sedikit tertinggal dari
desa – desa tetangganya, di Dukuh Jati Kidul masih terdapat beberapa rumah yang
tidak layak huni dan rumah yang tidak memiliki instalasi MCK. Daftar mengenai
tipe rumah berserta jumlahnya disajikan pada tabel berikut.
V. IDENTIFIKASI
STRUKTUR, POLA, DAN FUNGSI RUANG
Pola
kepemilikan :
Ada tiga pola kepemilikan lahan yang
ada di Dukuh Jati Kidul yaitu tanah milik perorangan, tanah milik kas desa dan
lahan milik dinas pengairan.
Pola
pemanfaatan :
Struktur tata ruang yang ada di desa
dukuh Jati Kidul selain kawasan merupakan kawasan pemukiman penduduk sebesar
51.5ha, sebagian besar merupakan lahan pertanian sebesar 45ha dan lahan tegalan
sebesar 76ha. Selain itu ada lahan juga yang dimanfaatkan untuk tambak ikan
yang dikelola oleh Dinas Kelautan Perikanan Dan Kelautan kab. Tegal. Sebesar
1.5ha. Pola pemanfaatan lahan tanah kas desa digunakan sebagai lahan pertanian
sebesar 9.5ha dan berupa tanah kering sebesar 0.5ha. Kemudian selain lahan
milik perorangan dan tanah kas desa, ada lahan milik dinas pengairan sebesar
10ha yang sebagian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk lahan pertanian namun kurang
berfungsi secara maksimal.
BAB III
KONSEP DAN GAGASAN
PENGEMBANGAN WILAYAH
I. KONSEP
DASAR PENGEMBANGAN WILAYAH
Struktur sosial yang terbangun di
Dukuh Jati Kidul adalah masyarakat agraris dimana sebagian besar kehidupan
ekonomi masyarakat ditopang dari sektor pertanian. Dari data monografi yang ada
bahwa jumlah masyarakat yang hidup sebagai petani dan buruh tani kecil sejumlah
1.609 jiwa atau sekitar 37% dari jumlah total penduduk Dukuh Jati Kidul. Kemudian
sebagian besar masyarakat yang lain bekerja di sektor non pertanian yaitu
bekerja sebagai peternak sapi, kambing, kuda, ayam, ikan, dll. Masyarakat yang
bekerja sebagai peternak umumnya berada di wilayah bantaran sungai tepatnya di
RW.II & III. Namun di wilayah RW yang lainpun sebagian juga banyak
masyarakat yang bekerja sebagai peternak.
Persoalan
:
Persoalan yang muncul adalah bahwa
tingkat pendapatan masyarakat yang bekerja di sector pertanian sangat minim
terutama bagi para petani kecil dan buruh tani kecil. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa factor tidak memiliki alat produksi sendiri terutama tanah sawah
yang akan digarap sehingga untuk bisa menggarap sawah, masyarakat masih harus
menyewa lahan sawah. Selain itu, lemahnya aksesibilitas masyarakat petani atas
alat produksi yang lain seperti alat-alat pertanian, obat-obatan, pupuk,
bibit/benih, sehingga masih sangat ketergantungan terhadap pihak pabrik. penghasilan
didapat setiap masa panen. Hal tersebut diataslah yang menyebabkan kondisi
kehidupan masyarakat kurang dari layak mengingat cost produksi yang dikeluarkan
untuk biaya pertanian sangat besar namun penghasilan pada saat musim panen
sangat minim. Sebagai sebuah strategi untuk mempertahankan hidup, di sela-sela
masa tanam, masyarakat bekerja diluar sector pertanian seperti halnya berdagang
kecil-kecilan, menjadi buruh bangunan, beternak, dll. Muncul persoalan lagi
ketika masyarakat hendak bekerja di sector pertanian (misal sebagai peternak),
masyarakat tidak memiliki modal ketrampilan dan modal usaha yang dibutuhkan.
Seandainya masyarakat memiliki modal usaha untuk beternakpun masih belum
mencukupi biaya hidup apalagi untuk bisa mengakses layanan pendidikan,
kesehatan serta tinggal dalam kondisi lingkungan yang layak. Hal ini terbukti
dengan masih banyak warga yang tinggal di daerah bantaran sungai dengan kondisi
rumah tinggal yang kuran layak. Persoalan-persoalan inilah yang perlu mendapat
penanganan secara serius. Secara ringkas persoalan terkait sector pertanian dan
sector peternakan bisa dilihat table berikut:
Tabel. Persoalan di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
|
PERSOALAN
|
SEKTOR PERTANIAN
|
SEKTOR PETERNAKAN
|
1
|
Pola kepemilikan Lahan / Alat Produksi
|
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan lahan sawah
dan alat-alat produksi pertanian.
|
Lemahnya aksesibilitas atas pola kepemilikan modal usaha.
|
2
|
Strategi Mengatasi Persoalan
|
-
Sewa
lahan & alat-alat produksi
-
Menerapkan
system Bagi Hasil
-
Menjadi
Buruh Tani
-
Bekerja
diluar sector pertanian salah satunya adalah beternak
|
-
Menerapkan
system Bagi Hasil
-
Menjadi
Buruh di peternakan
|
3
|
Tingkat Pendapatan
|
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup
jika mengandalkan dari sector pertanian.
|
|
4
|
Aksesibilitas Layanan Kesehatan
|
Belum bisa mengakses layanan
kesehatan yang cukup memadai
|
Belum bisa mengakses layanan
kesehatan yang cukup memadai
|
5
|
Aksesibilitas Layanan Pendidikan
|
Belum bisa mengakses layanan
pendidikan yang layak
|
Belum bisa mengakses layanan
pendidikan yang layak
|
6
|
Kondisi Pemukiman
|
Sebagian besar masyarakat tinggal di
pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
|
Sebagian besar masyarakat tinggal di
pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai
|
7
|
Pola kepemilikan Lahan Pemukiman
|
Sebagian menyewa lahan pengairan di
sepanjang bantaran sungai
|
Sebagian menyewa lahan pengairan di
sepanjang bantaran sungai
|
Potensi
:
Ada beberapa potensi yang bisa
dikembangkan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia. Beberapa potensi
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
- Ada 47 jiwa warga masyarakat yang
bekerja menjadi petani
- Ada 1.563 jiwa warga masyarakat yang
bekerja sebagai buruh tani kecil
- Ada 1.677 jiwa warga masyarakat yang
bekerja di sector lain selain pertanian yang sebagian besar bekerja di sector
peternakan (ternak kambing, sapi, kuda, ayam, ikan, dll.).
- Ada pemukiman penduduk yang jadi
sentra peternakan.
- Lahan pertanian yang sangat produktif yang
bisa dijadikan sebagai suplai pakan ternak sehingga bisa berpotensi untuk
dikembangkan lahan pertanian organic.
- Sudah ada kelompok-kelompok peternak
salah satunya adalah Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APTESI).
- Lahan pengairan yang belum berfungsi
secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar dapat berfungsi secara optimal
Secara singkat potensi yang ada
Dukuhjati Kidul Bisa dilihat dalam table berikut ini:
Tabel. Potensi di Sektor Pertanian & Peternakan
NO
|
POTENSI
|
|
SEKTOR PERTANIAN
|
SEKTOR PETERNAKAN
|
|
1
|
Ada 47 jiwa warga masyarakat yang
bekerja menjadi petani
|
Ada 1.677 jiwa warga masyarakat yang
bekerja di sector lain selain pertanian yang sebagian besar bekerja di sector
peternakan (ternak kambing, sapi, kuda, ayam, ikan, dll.).
|
2
|
Ada 1.563 jiwa warga masyarakat yang
bekerja sebagai buruh tani kecil
|
Ada pemukiman penduduk yang jadi
sentra peternakan yaitu di RW.II & III.
|
3
|
Belum bisa mencukupi kebutuhan hidup jika
mengandalkan dari sector pertanian.
|
Sudah ada kelompok-kelompok peternak
salah satunya adalah Asosiasi Peternak Sapi Indonesia (APTESI).
|
4
|
Lahan pertanian yang sangat produktif
yang bisa dijadikan sebagai suplai pakan ternak sehingga bisa berpotensi
untuk dikembangkan lahan pertanian organic.
|
|
5
|
Lahan pengairan yang belum berfungsi
secara optimal sehingga perlu dikembangkan agar dapat berfungsi secara
optimal
|
Berangkat dari persoalan dan potensi
yang ada di Dukuh Jati Kidul maka gagasan ide yang hendak dibawa dalam
pengembangan kawasan adalah Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai Sentra
Peternakan Yang Sehat Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global.
Ada beberapa prinsip yang menjadikan
kenapa harus Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai Sentra Peternakan Yang Sehat
Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global diantaranya adalah sebagai berikut:
- Semangat Kebersamaan
Persoalan kemiskinan bukan persoalan
individu melainkan persoalan system social yang sudah terbangun sejak lama.
Maka suatu hal yang mustahil jika persoalan kemiskinan hanya dilakukan oleh
masin-masing individu. Untuk itu dalam mengatasi persoalan kemiskinan butuh
semangat kebersamaan, gotong-royong, saling membantu satu sama lain. Factor
inilah yang menuntut adanya partsipasi masyarakat secara keseluruhan.
- Sustainibilitas Program
Pengelolaan ternak secara terpadu akan
berdampak pada keberlanjutan program terhadap sector pertanian demikian juga
sebaliknya.
- Kemandirian & Kesejahteraan
Menumbuhkembangkan kelompok usaha
bersama di sector Pertanian, Peternakan dan Perdagangan demi menuju cita-cita
bersama dalam membangun tatanan social masyarakat yang mandiri dan sejahtera.
- Kearifan Lokal
Penataan lingkungan yang sehat berbasis pada
kondisi lokal masyarakat desa Dukuh Jati Kidul sehingga tidak menimbulkan
dampak sosial.
II. VISI
DAN MISI PENGEMBANGAN KAWASAN DUKUH JATI KIDUL
Visi
pengembangan kawasan :
Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai
Sentra Peternakan Yang Sehat Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global.
Misi
pengembangan kawasan :
1.
Membangun
serta meningkatkan Kesadaran Masyarakat menuju Pola Pikir Yang Mandiri
2.
Menumbuhkan
Partisipasi masyarakat dengan membangun kelompok usaha masyarakat.
3.
Meningkatkan
kapasitas Sumber Daya Manusia serta Mengoptimalkan Potensi Sumber Daya Alam
Yang Ada.
4.
Penguatan
Kapasitas Kelembagaan Masyarakat Yang Sudah ada di Dukuh Jati Kidul.
5.
Menumbuhkan
Budaya Hidup Sehat Dan Budaya Belajar Masyarakat Dengan Cara Melakukan Penataan
Pemukiman Kumuh.
6.
Meningkatkan
Pendapatan Masyarakat Dengan Cara Membangun Infrastruktur Penunjang
Perokonomian Masyarakat di Sektor Peternakan, Pertanian Dan Perdagangan.
7.
Meningkatkan
kualitas kehidupan masyarakat dengan membangun budaya sehat, budaya belajar dan
penguatan peran perempuan dalam pembangunan.
II. SKENARIO
PENGEMBANGAN KAWASAN
Berangkat dari persoalan dan potensi
yang ada di Dukuh Jati Kidul maka gagasan ide yang hendak dibawa dalam
pengembangan kawasan adalah Menjadikan Dukuh Jati Kidul Sebagai Sentra
Peternakan Yang Sehat Dan Mampu Berdaya Saing Di Pasar Global. Untuk merealisasikan
konsep tersebut maka perlu adanya scenario rancangan pengembangan kawasan
diantaranya adalah sebagai berikut:
1.
Membangun
Pola Pikir Masyarakat yang Mandiri.
2.
Menumbuhkan
Partisipasi masyarakat dengan membangun kelompok usaha masyarakat.
3.
Pengembangan
Kapasitas Sumber Daya Manusia yang terampil.
4.
Penataan
Pemukiman kumuh di wilayah bantaran sungai yang merupakan sentra peternakan.
5.
Penataan
Lahan bantaran sungai yang tdk produktif menjadi Sentra Peternakan
6.
Pengelolaan
Kotoran Ternak menjadi Bio Gas sebagai salah satu solusi penanganan limbah
sekaligus mengatasi krisis energy.
7.
Pengelolaan
Kotoran Ternak menjadi Pupuk Organik sebagai salah satu solusi penanganan
limbah sekaligus sebagai jawaban atas persoalan petani agar tidak
ketergantungan dengan pihak pabrik.
8.
Penataan
Lahan sawah dan lahan tegalan yang berkelanjutan sehingga tidak ketergantungan dari
pihak pabrik dengan membangun pertanian organik.
9.
Penataan
pasar tradisional sebagai pusat ekonomi masyarakat Dukuh Jati Kidul.
BAB IV
PROFIL BKM DAN DUKUNGAN
PEMERINTAH DESA
I. PROFIL
BKM SIDA MULYA
I.a.
Visi Dan Misi BKM Sida Mulya
BKM Sida Mulya dibentuk melalui Rembug Pembentukan BKM pada
tanggal 07 November 2007, diaktanotariskan pada pada notaris Farah Fauziah tanggal
17 November 2007 nomor 105 , dengan masa bhakti BKM selama 2 tahun dan telah
melakukan pemilihan ulang pada tanggal 16 November 2009 yang dihadiri oleh 68
peserta. Dalam rembug tersebut juga terpilih 13 orang sebagai anggota Pimpinan
Kolektif BKM periode 2009 - 2011, yang terdiri dari 9 pria dan 4 wanita dengan profesi dan latar belakang pekerjaan
antara lain PNS, Pegawai Swasta, dan Pedagang. Saat ini Koordinator BKM
dijabat oleh Bambang Sulastomo.
Visi BKM :
Visi BKM mewujudkan
kesejahteraan masyarakat dan tatanan keserasian hubungan antar sesama
masyarakat maupun masyarakat dengan lingkungan
Misi BKM :
Misi BKM terbangun
kapital sosial dengan menumbuhkan kembali nilai nilai kemanusiaan, memperkokoh
kapital sosial dan menggalang
solidaritas serta kesatuan sosial sesama warga diwilayahnya agar saling
bersinergi dan bekerjasama demi kebaikan, kepentingan dan kebutuhan bersama
serta akhirnya akan memperkuat kemandirian masyarakat menuju tatanan masyarakat
yang madani.
Selanjutnya BKM
memfasilitasi Rembug Penyepakatan dan Penetapan Perencanaan Jangka Menengah
Program Penanggulangan Kemiskinan (PJM Pronangkis), yang disepakati
pada tanggal 20 Desember 2010.
Visi PJM
Pronagkis:
Menurunkan angka kemiskinan menjadi
10% dan memberdayakan masyarakat pada
tahun 2013.
Misi PJM Pronagkis:
1 Mengajak seluruh potensi Desa Dukuh
Jati Kidul untuk bersama-sama dan beritikad baik dalam membangun Desa yang mandiri menuju kesejahteraan bersama.
2 Membantu pembangunan ekonomi dengan
konsep pemberdayaan dan menunjang pelaksanaan kegiatan pemberdayaan bermitra
dengan BUMN, Swasta, Perbankan maupun gerakan koperasi dan luar negeri.
3 Memberikan dan menumbuhkan peran
terutama masyarakat marginal untuk terlibat aktif penyelesaian persoalan kemiskinan.
4 Membantu para KK miskin untuk memiliki
jiwa Wira Usaha Baru (WUB), berwawasan luas dan lingkungan yang sehat.
I.b.
Serapan Dana di Masyarakat
Jumlah KSM terbentuk di desa Dukuhjati Kidul sampai
tahun 2010 (tahun terakhir) secara keseluruhan sebanyak 30 KSM dengan rincian
28 KSM di BLM Putaran I dan 3 KSM di BLM Putaran II. Dana BLM Putaran I yang dialokasikan dan telah
didistribusikan di Desa ini sejumlah Rp.300.000.000,- sedangkan untuk BLM
Putaran II sebesar Rp.200.000.000,- namun baru dilaksanakan Tahap I 30% Porsi
APBN sebesar Rp.60.000.000,- dan Tahap II 20% Porsi APBD sebesar
Rp.40.000.000,-. Kegiatan yang dilaksanakan oleh panitia dan KSM yaitu Pembangunan
Prasarana Lingkungan, Kegiatan Sosial (Pendidikan, Kesehatan) dan Pengembangan
Ekonomi produktif.
I.a.
Pola Kelembagaan yang terbangun di Dukuhjati Kidul
Pola
kelembagaan yang terbangun di Dukuhjati Kidul dimana hubungan kelembagaan antara
BKM dengan Pemerintah Desa serta lembaga lain yang ada di tingkat desa seperti
LKMD, BPD, Posyandu, dll pada dasarnya sangat baik. Salah satu indikatornya
adalah pelibatan Pemerintah Desa serta lembaga lain dalam kegiatan yang
diselenggarakan oleh BKM. Indikator lain adalah pada saat PJM Pronangkis
dijadikan rujukan dalam penyusunan RPJMdes sehingga secara otomatis Program
Penanggulangan Kemiskinan terintegrasi dalam perencanaan desa.
I.b.
Prestasi yang pernah diraih
Sejak
berdirinya BKM Sida Mulya di tahun 2007 hingga saat ini, prestasi yang pernah
diraih oleh BKM adalah mendapat peringkat ke-II tingkat kabupaten pada BKM
Award tahun 2010.
I.a.
Kemitraan Program Penanggulangan Kemiskinan
Sejak
berdirinya BKM Sida Mulya hingga saat ini belum ada kemitraan yang terbangun.
Namun sebagai sebuah proses pembelajaran, BKM Sida Mulya pernah mendapatkan
program PAKET di tahun 2009 dengan alokasi dana sebesar Rp.97.500.000,- yang
digunakan untuk kegiatan pembangunan jalan aspal desa.
I.b.
Kesiapan BKM Dalam Rencana Pengembangan Kawasan Desa
Diluar BKM, secara eksternal ada
supporting system dari berbagai pihak terkait seperti Pemerintah Desa Dukuhjati
Kidul hingga Kecamatan sampai pada Pemerintah Daerah kabupaten Tegal. Keterlibatan
pemerintah desa secara langsung sejak tahapan identifikasi potensi dan
permasalahan hingga perumusan gagasan pengembangan wilayah memberikan andil
yang sangat besar. Demikian pula dengan keterlibatan aparatur pemerintah daerah
dari Dinas terkait yang dalam hal ini Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan
serta Bappeda yang turut mendampingi dan memberikan konsultasi teknis selama
berlangsungnya proses penyusunan konsep pengembangan kawasan pedesaan merupakan
bukti keseriusan dan dukungan Pemerintah Kabupaten Tegal agar desa Dukuhjati
Kidul benar-benar dapat mewujudkan impiannya menjadi desa yang mandiri.
Keterlibatan forum LPM, PKK dan Karang Taruna menjadi bagian tak terpisahkan
dalam serangkaian proses penyusunan proposal, terutama dalam hal validasi dan crosscheck atas fakta data lapangan guna
lebih menguatkan analisis yang ada.
Berangkat dari proses yang telah ada
serta mendahului, maka BKM Sida Mulya desa Dukuhjati Kidul menyatakan
kesanggupannya untuk bermitra dan bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Tegal
dan juga Dinas terkait, Pemerintah Desa Dukuhjati Kidul serta lembaga-lembaga
lain baik Dinas maupun instansi, swasta dan juga lembaga-lembaga tingkat desa
lainnya. Termasuk dalam hal pengelolaan program kedepan, BKM sanggup untuk mengelola
kegiatan Pengembangan Kawasan Desa secara partisipasi, transparan, akuntable,
visioning dan responsip/proaktif. Dengan cara pelibatan segenap lapisan
masyarakat menjadi tumpuan harapan keberhasilan Program Pengembangan Kawasan
Desa. Komunitas Belajar Kelurahan (KBK) yang selama ini menjadi advocator BKM
merupakan salah satunya. Secara structural kaum perempuan merupakan kaum yang
termarginalkan. Untuk itu dalam membangun sebuah gerakan dimasyarakat dalam
konteks penanggulangan kemiskinan, penuh dengan syarat pelibatan kaum perempuan.
Sebagai misal BKM dalam merealisasikan program yang hendak dicapai yaitu
menjadikan Dukuhjati Kidul sebagai sentra ternak yang sehat berbasis pada
kearifan local, kaum perempuan bisa dilibatkan dalam pemberian pakan ternak
atau penanaman rumput sebagai persediaan pakan ternak.
Sejak berdirinya BKM Sida Mulya di tahun 2007 hingga
saat ini, prestasi yang pernah diraih oleh BKM adalah mendapat peringkat ke-II
tingkat kabupaten pada BKM Award tahun 2010. Hal tersebut disebabkan karena
dilihat dari ketiga aspek baik dari segi kelembagaan, segi program dan segi
pengelolaan keuangan sangat baik. Dari segi kelembagaan BKM, sangat solid.
Salah satu indikatornya adalah tingkat kehadiran anggota BKM lebih dari 75%.
Kemudian keterlibatan kaum perempuan dalam rapat-rapat pengambilan keputusan
juga aktif. Kemudian kalau dari segi program, sudah sangat bagus dengan
ditandai adanya sinergitas antara PJM Pronangkis dengan RPJMdes. Sedangkan jika
dilihat dari segi pengelolaan keuangan yang ada di UPK dan Sekretaris bisa
dilihat dalam diagram dibawah ini.
Konsep gagasan perencanaan
pengembangan kawasan pedesaan ini disusun pada akhir tahun 2011 dan belum
mendapat dukungan dana untuk merealisasikannya. Semoga tulisan ini dapat
ditangkap oleh pihak-pihak terkait dan memberikan dukungan baik dalam bentuk supporting
system ataupun dalam kontek penggalangan dana agar konsep pengembangan kawasan
pedesaan di Desa Dukuh Jatikidul dapat terrealisasikan.
Terima Kasih…
Salam Desa Mandiri…
Kenalkan PRODUKMU pada DUNIA
Maka DUNIA akan mengenal PRODUKMU
Ingin
pasarkan PRODUKMU…?
Ingin iklan
GRATIS…?
Kontrak Iklan
SELAMANYA…?
Kirimkan
artikel produkmu di
Melalui
email :
Informasi bagus di sini, saya ingin berbagi dengan Anda semua pengalaman saya mencoba mendapatkan pinjaman untuk memperluas Bisnis Pakaian saya di Malaysia. Sangat sulit pada bisnis saya turun karena penyakit kecil saya waktu singkat maka ketika saya sembuh saya membutuhkan dana untuk mengaturnya lagi bagi saya untuk memulai jadi saya bertemu Mr Benjamin seorang petugas konsultan pinjaman di Le_Meridian Funding Service. Dia bertanya saya tentang proyek bisnis saya dan saya katakan kepadanya saya sudah memiliki One dan saya hanya perlu pinjaman 200.000,00 USD dia memberi saya formulir untuk diisi dan saya juga dia bertanya kepada saya tentang ID Valid saya dalam beberapa hari. Mereka melakukan transfer dan pinjaman saya diberikan . Saya benar-benar ingin menghargai upaya di sana juga mencoba untuk memberikan ini kepada siapa pun yang mencari pinjaman bisnis atau masalah keuangan lainnya untuk Menghubungi Layanan Pendanaan Le_Meridian Di Email: lfdsloans@lemeridianfds.com / lfdsloans@outlook.com. Ia juga tersedia di WhatsApp Contact: +1 -9893943740.
BalasHapus